Lapangnya Hati
Pembicara: Ustadz
Sukoco, S.Pd.I
Jum'at, 3 Agustus 2012 | Masjid Nurul Iman desa Gedung Wani
Hiruk pikuk kehidupan manusia dengan
segala aktifitas yang terus bergulir tanpa henti adalah yang sering menimbulkan
hambatan yang melahirkan berbagai macam problema dan permasalahan bagi manusia di
muka bumi ini, dan kadang pada akhirnya menimbulkan perasaan yang tidak tenang,
ada yang terasa sempit dan menyebabkan seseorang hilang rasa tenang dan bahagia
di dalam kehidupannya.
Karena itulah
kelapangan dada dan ketenangan hati merupakan salah satu nikmat dan merupakan
dambaan setiap insan yang ingin hidup di dunia dalam keadaaan baik dan penuh
anugrah serta kebarokahan dari Allah.
Sungguh di
dalam syariat islam telah diterangkan oleh Allah sebab-sebab yang menyebabkan
seorang hamba memiliki hati yang lapang dan bersinar dan akhirnya dada seorang
hamba menjadi lapang, sunguh Allah telah menyebutkan hal ini sebagai nikmat yang
besar yang Allah ingatkan kepada NabiNya bahwa itu adalah anugrah dan nikmat yang
diberikan kepadanya.
Dari sini kita
memahami bahwasanya kesyirikan menyebabkan ketidak amanan dalam kehidupan
dunia, dengan kesyirikan kehidupan hamba akan tidak terarah, serta akan menghancurkan,sekaligus
menodai sehingga menyebabkan hati menjadi sempit walaupun mungkin berenang
dalam lautan kemewahan dunia. Sedang bahaya syirik di akhirat
menyebabkan pelakunya kekal di neraka.
Keamanan di
sini yaitu mereka mendapatkan di dunia dan di akhirat, keamanan di dalam tubuh, keamanan di dalam keluarga dan
segala sesuatu yang ia ingin mendapatkan keamanannya di dalamnya, keamanan yang
menyebabkan dia akan selamat dari berbagai gangguan dan bahaya yang datang dari
manusia atau selainnya.
Dia mendapat
pentunjuk di dunia dan di akhirat,di dunia Allah menunjukan kepada
kebahagian,dia bisa menetapi jalan yang benar dan di akhirat dia ditunjukan
jalan yang menuju kebahagian abadi yaitu Al-Jannah.
Namun
sebaliknya siapa yang menodai kehidupannya dengan kesyirikan, menyembah selain
Allah, ia memohon kepada selain Allah, datang ke kuburan meminta hajat, datang
ke tempat yang keramat atau melempar sesajian ke lautan atau melakukan bentuk
kesyirikan dengan berdoa selain Allah, menyembelih untuk selain Allah, bernadzar
untuk selain Allah, bernadzar kepada selain Allah dan bentuk kesyirikan yang lain,
maka dengan kesyirikan hamba akan sempit hatinya, di liput dengan duka, dan malapetaka.